Hidup untuk Mati

-

Terlahir seorang makhluk yang begitu sempurna
Bahkan ia sanggup menerima nasabnya
Waktu bergulir tanpa henti
Semua mendewa sebab terlena
Namun
Dewasa dan menua, kodratnya
Saat maut menyapa ia sungguh tersiksa
Ia lupa akan perjanjian dengan Tuhannya
Ia lahir, untuk siap mati

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menginap di stasiun Gubeng Surabaya dan cewe sendirian

-
Gambar
Setelah wisuda, tiap hari kerjaannya ngelamar kerjaan di mana-mana. Dan ada salah satu perusahaan bidang finance dan leasing memberikan aku kesempatan test masuk, waktu itu tempatnya di kampus ITS. Anw aku masih di Malang. Aku ke Surabaya pake kereta. Nah kebetulan keretanya nyampe stasiun Gubeng jam 12 malem. Nih Ada beberapa tips jitu untuk cewe sendirian pula yang berniat numpang tidur di stasiun Gubeng. Pertama, pilihlah pintu keluar stasiun Gubeng yang baru, karena stasiun yang lama kurang nyaman untuk bermalam di situ. Toko-toko spt indoma*$+ Dan Alfa&+$- juga tutup. Eits jangan khawatir, Kalo Gubeng yang baru fasilitas lengkap, ada Kamar mandi, toko-toko tersebut buka 24 jam dan pastinya tempatnya aman dan bersih. Ingat nyamuk di stasiun ini cukup agresif, jadi jangan lupa bawa lotion nyamuk atau minyak kayu putih. Sekian, semoga bermanfaat. Jadi buat cewe jangan takut untuk bermalam di stasiun.
Baca selengkapnya

His

-
I attempted my best in healing this pain Yet my heart doesn't follow my commitment The dawn has come while mine still hang in the rains His dream was stuck on this pain
Baca selengkapnya

Is it really a choice?

-
This topic was inspired by Prof Sam Richard (Penn State University) The current issue coming up within our society is the choices we made in every single aspects of life. Today, we see amount of people debating the president election, religion, hijab, education, tattoo, sex orientation, and soon. We were not questioning how we live as totally our own choices or not. For example, we as women who are living in east culture specifically Indonesian culture, are supposed to get married when we are in the age of 30. We are questioning whether this is a choice to get married or this is an intervention shaped by a particular society. We got married because we are ready to face further life. We know that we already got the right couple who has the same frequent. We need to take time for questioning all this stuff.
Baca selengkapnya