Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2018

Mati dengan Tenang

Pilihan yang amat sulit Hingga tak seorang mengerti Aku mengakhiri Rasa sakit Dengan membunuh jiwa Ragaku masih sama Jangan harap jiwaku jua Kau yang menusuknya Pengharapan sudah pupus Bahkan putus Kau tak akan mampu Membangunkan sang empu Ia sudah mati Ia yang memilih Tuk Mati

Sesal

Perjanjian yang pernah dilanggar Karma atau kutukanpun berpendar Kepercayaan akan cinta buta sungguh nista Waktu dan kesabaran berujung sia-sia Mata memerah hati lebam Akibat asa terlalu dalam Saat hati nan raga mulai tertata Bongkahan batu sial menghujam Sang pemilikpun tak mampu mengendalikan Begitu maut, sesal, kesakitan memuncak Tubuh menyesali gerakan mulut yang sungguh congkak Jempolpun ikut meratapi kedustaannya Jika sang empu mencoba ingkar akan cinta Sedang sang hati akan gila

Hidup untuk Mati

Terlahir seorang makhluk yang begitu sempurna Bahkan ia sanggup menerima nasabnya Waktu bergulir tanpa henti Semua mendewa sebab terlena Namun Dewasa dan menua, kodratnya Saat maut menyapa ia sungguh tersiksa Ia lupa akan perjanjian dengan Tuhannya Ia lahir, untuk siap mati

Kembali

Iman diguncang saat mendekat Sesal dan menuduh apa Ia berkhianat Sebab aku sang pencandu taubat Mulut nan hati kerap kali melaknat Malu sungguh malu tuk kembali Lembar, demi lembar kini pudar Dari tangan hingga hati gemetar Saat bocah sangat disayang Kini ia tua dan usang Diri ini lupa akan sahabat kecilnya Maaf sudah melupa dan menjauh dari mu